Retreat Pejabat: Investasi Moral atau Penghabisan Anggaran Publik?

Kamis, 6 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Penulis: Mulyana Rachman, S.Sos. Pimpinan Redaksi Mata30news.com. (soure by ig Info Jawara)

Foto Penulis: Mulyana Rachman, S.Sos. Pimpinan Redaksi Mata30news.com. (soure by ig Info Jawara)

Bandung, dialektikakita.com – Upaya peningkatan moral aparatur sipil negara (ASN) sering kali menjadi tantangan tersendiri di tengah tekanan publik dan sorotan hukum yang kian tajam. Di antara strategi yang kerap ditempuh pemerintah daerah adalah kegiatan retreat forum refleksi dan pembinaan mental bagi pejabat publik. Dalam idealitasnya, kegiatan semacam ini dimaksudkan untuk memperkuat integritas, mempererat koordinasi, serta memulihkan semangat kerja pasca situasi penuh tekanan.

Namun, idealisme itu kerap berbenturan dengan persepsi publik. Di mata masyarakat, retreat pemerintah tidak jarang dipandang sebagai bentuk pelarian kolektif, terlebih jika dilakukan di tengah isu krisis prioritas dan minimnya transparansi penggunaan anggaran.

 

Kritik terhadap Waktu dan Konteks

Kegiatan retreat pejabat Kota Bandung, misalnya, menimbulkan beragam tanggapan. Pelaksanaannya berdekatan dengan mencuatnya kasus dugaan korupsi serta masih terjadinya sejumlah persoalan publik seperti banjir dan ambruknya fasilitas pendidikan. Dalam konteks demikian, publik wajar mempertanyakan urgensi kegiatan tersebut.

Di satu sisi, pejabat memang memerlukan ruang refleksi untuk menata kembali semangat kerja dan moralitas birokrasi. Namun di sisi lain, waktu pelaksanaan yang tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat berpotensi memunculkan kesan bahwa pemerintah lebih sibuk “menyembuhkan diri” ketimbang menyelesaikan masalah di lapangan. Kegiatan di luar kota pun mudah diasosiasikan sebagai ajang rekreasi menggunakan dana publik.

 

Masalah Transparansi dan Efektivitas Biaya

Isu lain yang tak kalah penting adalah transparansi anggaran. Menggelar retreat dua hari untuk lebih dari dua ratus pejabat tentu memerlukan biaya besar dari APBD—mulai dari akomodasi, konsumsi, hingga transportasi. Pertanyaannya: apakah manfaat yang dihasilkan sepadan dengan biaya yang dikeluarkan?

Kritik tajam muncul ketika kegiatan serupa hanya menghasilkan slogan moralitas dan janji perbaikan tanpa tindak lanjut nyata. Jika tidak disertai pembenahan sistem kerja, penyederhanaan SOP pelayanan publik, dan penegakan disiplin bagi ASN bermasalah, maka retreat semacam ini hanya menjadi kosmetik anggaran—upaya mempercantik citra birokrasi tanpa perubahan substansial.

 

Antara Investasi dan Pemborosan

Akhirnya, penilaian terhadap retreat pejabat bergantung sepenuhnya pada pelaksanaannya.
Kegiatan tersebut dapat disebut sebagai penghabisan anggaran apabila hanya diisi dengan retorika dan motivasi tanpa dampak nyata terhadap perilaku birokrasi. Sebaliknya, retreat bisa menjadi investasi moral dan kelembagaan apabila menghasilkan rencana aksi terukur, mendorong pencegahan korupsi, serta memperkuat komitmen pelayanan publik yang bersih dan efisien.

Pada titik ini, publik menunggu bukti. Jika biaya besar itu benar-benar melahirkan birokrasi yang tangguh, transparan, dan berorientasi pelayanan seperti dijanjikan oleh Wali Kota Bandung maka kegiatan tersebut pantas disebut investasi. Tetapi bila tidak, publik berhak menilai bahwa yang tersisa hanyalah “healing” dengan uang rakyat.

Editor : Jajang Fauzi

Sumber Berita : Mata30news.com

Berita Terkait

Penawar Kekhawatiran Diri Orang Tua Calon Santri
FORMULA NILAI-NILAI ISLAM UNTUK PENGENTASAN BULLYING DI SEKOLAH
Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ditangkap Kejari: Pemerintahan Kota Kembang Diguncang!
GEMA Mathla’ul Anwar Apresiasi Polri atas Pemusnahan 213,84 Ton Narkotika
Kecelakaan Tunggal Akibat Jalan Berlubang Terjadi di Cianjur, Warga Keluhkan Minimnya Perbaikan
Guru Ngaji di Cianjur Kecewa, Aturan Baru Soal Insentif Dinilai Tak Adil
Bupati Cianjur Canangkan Program “Rereongan Sapoe Sarebu”, Dimulai dari ASN
Aksi Unjuk Rasa di Bandung Berjalan Aman Berkat Pendekatan Humanis Polwan Mojang Lodaya
Berita ini 10 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 27 November 2025 - 12:13 WIB

Penawar Kekhawatiran Diri Orang Tua Calon Santri

Kamis, 27 November 2025 - 09:02 WIB

FORMULA NILAI-NILAI ISLAM UNTUK PENGENTASAN BULLYING DI SEKOLAH

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:25 WIB

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ditangkap Kejari: Pemerintahan Kota Kembang Diguncang!

Kamis, 30 Oktober 2025 - 16:21 WIB

GEMA Mathla’ul Anwar Apresiasi Polri atas Pemusnahan 213,84 Ton Narkotika

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:23 WIB

Kecelakaan Tunggal Akibat Jalan Berlubang Terjadi di Cianjur, Warga Keluhkan Minimnya Perbaikan

Selasa, 21 Oktober 2025 - 20:08 WIB

Guru Ngaji di Cianjur Kecewa, Aturan Baru Soal Insentif Dinilai Tak Adil

Selasa, 21 Oktober 2025 - 18:32 WIB

Bupati Cianjur Canangkan Program “Rereongan Sapoe Sarebu”, Dimulai dari ASN

Selasa, 21 Oktober 2025 - 14:53 WIB

Aksi Unjuk Rasa di Bandung Berjalan Aman Berkat Pendekatan Humanis Polwan Mojang Lodaya

Berita Terbaru

Foto penulis: Ihsan, Mahasiswa Jurusan PGMI di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Assa’idiyyah Cipanas-Cianjur. (27/25)

Opini

Penawar Kekhawatiran Diri Orang Tua Calon Santri

Kamis, 27 Nov 2025 - 12:13 WIB

Daerah

Kapolda Jabar Pimpin Syukuran HUT ke-80 Korps Brimob Polri

Sabtu, 15 Nov 2025 - 20:27 WIB