( Mahasiswa STAI AL-Azhary Cianjur)
oleh : Ika Nur Aisyah, Lina vuspisari
Sebagai Pemenuhan Tugas Penulisan Karya Ilmiah Dan Publikasi Jurnal Ilmiah Sejarah Peradaban Islam
Tentang peran Khadijah binti Khuwailid dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan dan metode deskriptif analitis untuk mengungkap kontribusi signifikan Khadijah terhadap penyebaran Islam, termasuk keteguhan iman, dedikasi, dan dukungannya kepada Rasulullah SAW. Penelitian tersebut menyoroti keberhasilan Khadijah dalam dunia bisnis selama pencabutan perjanjian boikot dan perannya sebagai Ummul Mukminin. Studi ini juga membahas bagaimana kontribusi Khadijah yang luar biasa menjadi teladan bagi perempuan Muslim. Referensi yang diberikan dalam dokumen tersebut meliputi berbagai sumber yang membahas tentang kehidupan dan kontribusi Khadijah terhadap Islam.
explores the role of Khadijah binti Khuwailid in the struggle of Prophet Muhammad. The study uses library research and descriptive analytical methods to uncover Khadijah’s significant contributions to the spread of Islam, including her unwavering faith, dedication, and support for Rasulullah SAW. The research highlights Khadijah’s success in business during the tearing of the boycott agreement and her role as Ummul Mukminin. The study also discusses how Khadijah’s remarkable contributions serve as a role model for Muslim women. The references provided in the document include various sources that discuss Khadijah’s life and contributions to Islam.
Kata kunci : “Peran Khadijah”, “Perjuangan Rasulullah”, dan “Wanita Agung”.
Membahas tentang peran penting Khadijah binti Khuwailid dalam perjuangan Rasulullah. Pendahuluan tersebut juga membahas tentang sejarah kedudukan perempuan sebelum Islam, di mana perempuan dianggap remeh dan tidak memiliki martabat. Namun, dengan kelahiran Islam, harkat martabat perempuan sangat dijunjung tinggi oleh agama. Saat ini, perempuan memiliki peran aktif dalam lingkungan dan memiliki tanggung jawab yang tak kalah besar dengan laki-laki, termasuk memberikan pendidikan dan menanamkan nilai karakter kepada anak. Pendahuluan tersebut juga menyebutkan bahwa Khadijah binti Khuwailid adalah sosok wanita agung yang menjadi sumber inspirasi bagi gerakan feminis untuk melakukan perubahan bahwa perempuan tidak semata bekerja pada sektor domestik tetapi diperkenankan masuk pada ranah publik, sesuai dengan kemampuan mereka.
Dalam hal ini kita sebagai umat Islam khususnya para muslimah memiliki banyak sekali women role model sebagai suri tauladan. Seperti keteladanan istri-istri Nabi Muhammad Saw. Keteladanan para istri Nabi Muhammad Saw tentunya dapat dijadikan contoh bagi para perempuan dengan melihat dan menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada kehidupan mereka. Diantaranya keteladanan salah seorang istri Nabi yang paling beliau cintai dan yang paling sempurna akhlaknya, yaitu Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid Ra. Dia adalah wanita agung yang dikenal dengan kecerdikan dan ketajaman pikiran. Khadijah adalah wanita kaya, cantik, berstatus sosial tinggi, bagus nasabnya, pandai menjaga kehormatan, dan luhur akhlaknya. Sehingga masyarakat menjulukinya wanita yang suci.
Namun, dengan kelahiran Islam, harkat martabat perempuan sangat dijunjung tinggi oleh agama. Saat ini, perempuan memiliki peran aktif dalam lingkungan dan memiliki tanggung jawab yang tak kalah besar dengan laki-laki, termasuk memberikan pendidikan dan menanamkan nilai karakter kepada anak. Pendahuluan tersebut juga menyebutkan bahwa Khadijah binti Khuwailid adalah sosok wanita agung yang memiliki peran penting dalam menemani Rasulullah dalam perjuangan menyebarkan agama Islam. Jurnal tersebut juga membahas tentang bagaimana Khadijah binti Khuwailid memberikan dukungan dan kekuatan moral kepada Rasulullah dalam menghadapi kesulitan dan tantangan dalam perjuangan menyebarkan agama Islam.
Khadijah binti Khuwailid adalah sosok wanita tangguh yang memiliki kesabaran, keteguhan iman, dan kesetiaan terhadap suaminya, Rasulullah, yang dapat menjadi inspirasi bagi perempuan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Metode ini adalah jenis penelitian yang berusaha menghimpun data penelitian dari khazanah literatur dan menjadikan “dunia teks” sebagai obyek utama analisisnya. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari jurnal-jurnal dan sumber tulisan yang erat kaitannya dengan peran Khadijah binti Khuwailid dalam perjuangan Rasulullah. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu metode yang menggunakan frasa dan kutipan data untuk menggambarkan dan menjelaskan sebuah data beserta informasinya. Fokus penelitian dalam jurnal ini adalah peran Khadijah binti Khuwailid dalam perjuangan Rasulullah.
Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, penelitian tersebut bertujuan untuk menjelaskan peran Khadijah binti Khuwailid dalam perjuangan Rasulullah dengan menguraikan data dan informasi yang relevan.
Khadijah binti Khuwailid lahir pada abad ke-556 M dan wafat pada 619 M. Ia adalah keturunan bangsawan dari keluarga Quraish yang memiliki kedudukan serta kemuliaan akhlak di kalangan kaum Quraish. Ayahnya adalah Khuwailid bin Asad Khuwailid, seorang pemuka Quraish yang terkenal dengan kemuliaan nasab, kekayaan, serta kedermawanannya. Sedangkan ibunya adalah Fatimah Binti Zaidah Bin Al-Asham, seorang perempuan solehah yang juga berasal dari keluarga yang terpandang di masyarakat Quraish.
Orang tua Khadijah binti Khuwailid berasal dari keluarga yang sangat terpandang di masyarakat Quraish. Ayahnya, Khuwailid bin Asad Khuwailid, adalah seorang pemuka Quraish yang terkenal dengan kemuliaan nasab, kekayaan, serta kedermawanannya. Ibunya, Fatimah Binti Zaidah Bin Al-Asham, juga berasal dari keluarga yang terpandang di masyarakat Quraish. Kedua orang tua Khadijah tumbuh di lingkungan yang sangat baik di mana keluarganya sangat menjunjung tinggi perilaku terpuji, taat pada agama, dan jauh dari kehidupan hiburan malam yang sifatnya berfoya-foya. Mereka adalah keluarga yang kaya raya tetapi karena kemurahan hatinya, mereka sangat dipandang baik di kalangan masyarakat Quraish.
Kedua orang tua Khadijah tumbuh di lingkungan yang sangat baik di mana keluarganya sangat menjunjung tinggi perilaku terpuji, taat pada agama, dan jauh dari kehidupan hiburan malam yang sifatnya berfoya-foya. Keturunan Khadijah binti Khuwailid juga terkenal dengan kecerdikan, ketajaman pikiran, kekayaan, serta status sosial yang tinggi.
Khadijah binti Khuwailid memiliki sikap yang sangat mulia dan patut dicontoh. Ia adalah sosok perempuan yang sangat sabar, teguh dalam beragama, berdedikasi tinggi, ketaqwaannya luar biasa, serta kesetiaannya terhadap suaminya sangat kuat. Khadijah juga merupakan sosok yang dapat dipercaya, sifat tanggung jawabnya begitu melekat pada dirinya saat ia diamanahi untuk mengiringi perjuangan Rasulullah Saw serta anak-anaknya. Selain itu, Khadijah juga sangat peduli terhadap kesejahteraan umat manusia, terutama umat Islam. Ia turut serta mencurahkan jiwa, raga, dan harta bendanya ketika suaminya mendakwahkan Islam kepada masyarakat Makkah. Khadijah juga memberikan dukungan dan semangat kepada Nabi Muhammad dalam menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam perjuangan dakwahnya.
Sebelum menikah dengan Rasulullah Saw, khadijah telah menikah dua kali pada masa mudanya dengan bangsawan Arab yakni Atiq bin ‘Aidz dan Abu Halah Ibn Zurarah At-Tamimi. Mereka wafat meninggalkan kekayaan yang melimpah ruah. Namun, khadijah senantiasa melanjutkan kiprahnya dibidang perniagaan. Dia mengambil pekerja untuk merawat dan menjualkan barang dagangannya. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab bertemunya Khadijah dengan Muhammad yang pada saat itu hanyalah pemuda biasa karena belum menerima wahyu menjadi Rasul. Pertemuan antara Muhammad Dan Khadijah bermula dari Khadijah yang sedang mencari seorang pekerja untuk menjualkan dagangannya yang tidak secara sengaja Dia mendengar dari pembantunya yang bernama Maisarah bahwa ada pemuda yang jujur, amanah dan berbudi pekerti. Khadijah pun meminta maisarah menindaklanjuti pemuda tersebut untuk bekerja dan pergi menjualkan dagangannya dengan jumlah yang cukup banyak dibanding pekerja lainnya. Sepulang maisarah dan muhammad pulang berdagang khadijah dibuat kagum dan takjub karena ia pulang membawa laba yang cukup banyak.
Muhammad memulai bahtera rumah tangga bersama khadijah ketika ia berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berumur 40 tahun. Kehidupan baru dirasakan Muhammad setelah beliau menapaki pernikahan bersama istrinya itu. seakan-akan hidupnya berubah karena sejak kecil ia merasakan kesepian, kesedihan dan kesengsaraan yang mendalam. Khadijah sosok wanita agung yang benar-benar menjaga dan mengayomi Muhammad.
Nabi Muhammad sangat menghargai dan mencintai Khadijah binti Khuwailid. Beliau pernah menggambarkan Khadijah sebagai seorang wanita yang memiliki akhlak yang sangat baik, cerdas, dan berbudi pekerti tinggi. Nabi Muhammad juga menganggap Khadijah sebagai wanita yang sangat istimewa dan menjadi anugerah terindah dalam hidupnya. Ia sangat menghargai kesetiaan, kepedulian, dan dukungan yang diberikan oleh Khadijah dalam perjuangan dakwahnya. Nabi Muhammad juga menganggap Khadijah sebagai wanita yang sangat saleh dan suci dalam Islam.
Peran khadijah dalam mengiringi perjuangan Rasulullah diantaranya adalah menjadi support system terbaik untuk rasulullah saat menerima wahyu yang pertama (pengangkatan sebagai Nabi). Beliau dengan setia menghibur, menenangkan, serta memberikan dukungan kepada Nabi Muhammad. Khadijah juga berperan saat nabi muhammad mulai mendapatkan perintah untuk menyebarkan agama islam kepada masyarakat makkah. Khadijah turut serta mencurahkan jiwa, raga dan harta bendanya ketika suaminya mendakwahkan islam, beliau juga turut dalam syiar islam tersebut. Terjadinya pemboikotan kaum Quraisy terhadap orang muslim membuat Khadijah mengambil perannya kembali sebagai Ummul Mukminin. Perannya dalam usaha pemusnahan perjanjian yang di gantung di Ka’bah membuahkan hasil. Saat itu ia juga memberikan bantuan berupa hartanya untuk orang-orang muslim yang berjuang mempertahankan agamanya Allah. Ia juga Ia sangat bertanggung jawab atas gelarnya sebagai ummul mukminin yang mana selalu
Penulis : IKA Nur Aisyah Lina Pusvisasari
Editor : Abqo Robbani