E-Voting Jadi Solusi Demokratisasi Pemilihan Rektor di PTN dan PTKIN

Minggu, 5 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Penulis : Dr. Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi   UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Foto Penulis : Dr. Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Bandung, dialektikakita.com – Proses pemilihan rektor di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) selama ini didominasi oleh peran senat universitas dan kementerian terkait yakni Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk PTN serta Kementerian Agama untuk PTKIN. Kedua institusi tersebut memiliki otoritas formal dalam seleksi dan penetapan calon rektor. Namun, untuk mendorong praktik tata kelola yang demokratis, transparan, dan akuntabel, penting untuk memperkuat mekanisme partisipasi seluruh unsur civitas akademika, terutama dosen dan tenaga kependidikan.

Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem e-voting dalam proses pemilihan rektor. E-voting memberikan ruang bagi dosen dan tendik untuk terlibat secara langsung dalam memilih figur pemimpin kampus. Sistem ini tidak hanya efisien dan modern, tetapi juga mencerminkan prinsip keadilan, keterbukaan, kejujuran, dan partisipasi aktif. Ini menjadi simbol bahwa kampus bukan hanya ruang akademik, melainkan juga laboratorium demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan integritas.

Penerapan e-voting juga menjadi upaya pencegahan terhadap praktik-praktik tidak etis dalam pemilihan rektor, seperti transaksi jabatan, kolusi, nepotisme, atau lobi-lobi politis kepada pejabat kementerian yang manipulatif dan tidak jujur. Ketika suara civitas akademika menjadi bagian dari proses, maka legitimasi seorang rektor tidak hanya berasal dari struktur formal, tetapi juga dari dukungan moral dan politik akademik internal kampus.

Namun, bila e-voting secara menyeluruh belum dapat diterapkan karena kendala regulasi, teknis, atau infrastruktur, maka paling tidak kementerian terkait perlu membuka akses resmi secara daring (online) yang dapat digunakan sebagai media partisipasi dan penyampaian aspirasi dari dosen dan tendik. Melalui media online yang kredibel dan terverifikasi, seluruh elemen kampus dapat memberikan masukan terhadap figur-figur calon rektor yang telah diajukan oleh senat universitas.

Media daring ini akan menjadi kanal komunikasi yang sehat antara civitas akademika dan kementerian, serta memperkaya proses penilaian terhadap integritas, kapasitas, dan rekam jejak calon-calon rektor. Dengan demikian, kementerian tidak hanya mengandalkan pertimbangan administratif, tetapi juga memperoleh informasi langsung dari akar rumput kampus sebagai bentuk bottom-up governance dalam ekosistem pendidikan tinggi.

Perlu digarisbawahi bahwa baik melalui e-voting maupun media partisipasi daring, inisiatif ini tidak dimaksudkan untuk meniadakan kewenangan kementerian, melainkan sebagai penguatan masukan yang objektif dan transparan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan keterlibatan yang lebih luas, diharapkan rektor yang terpilih adalah sosok yang memiliki legitimasi moral, diterima oleh seluruh komunitas kampus, dan mampu membawa perguruan tinggi menuju kemajuan yang lebih baik.

Langkah ini bukan hanya teknis administratif, melainkan bentuk perwujudan nilai-nilai demokrasi dan tata kelola yang baik (good governance) dalam kehidupan akademik. Kampus harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam memperkuat budaya dialog, partisipasi, dan transparansi.

Wacana pemilihan Rektor model seperti ini perlu dipertimbangan oleh kementerian terkait, bahkan bila perlu disupport oleh bapak presiden Prabowo karena sangat terkait dengan implementasi kebijakan asta cita di dunia kampus.

Penulis : Uzhie

Editor : Jajang Fauzi

Sumber Berita : Kontrributor Bandung

Berita Terkait

Retreat Pejabat: Investasi Moral atau Penghabisan Anggaran Publik?
Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ditangkap Kejari: Pemerintahan Kota Kembang Diguncang!
GEMA Mathla’ul Anwar Apresiasi Polri atas Pemusnahan 213,84 Ton Narkotika
Kecelakaan Tunggal Akibat Jalan Berlubang Terjadi di Cianjur, Warga Keluhkan Minimnya Perbaikan
Ponpes Al-Madinah Cianjur Gelar Silaturahmi Keluarga Besar Eyang Kyai Hasan Maolani
Guru Ngaji di Cianjur Kecewa, Aturan Baru Soal Insentif Dinilai Tak Adil
Bupati Cianjur Canangkan Program “Rereongan Sapoe Sarebu”, Dimulai dari ASN
Aksi Unjuk Rasa di Bandung Berjalan Aman Berkat Pendekatan Humanis Polwan Mojang Lodaya
Berita ini 9 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 20:27 WIB

Kapolda Jabar Pimpin Syukuran HUT ke-80 Korps Brimob Polri

Rabu, 12 November 2025 - 16:03 WIB

Peserta Sespimma Polri Angkatan 74 Laksanakan Praktek Kerja Profesi di Polres Batu

Kamis, 30 Oktober 2025 - 19:25 WIB

Wakil Wali Kota Bandung Erwin Ditangkap Kejari: Pemerintahan Kota Kembang Diguncang!

Kamis, 30 Oktober 2025 - 16:21 WIB

GEMA Mathla’ul Anwar Apresiasi Polri atas Pemusnahan 213,84 Ton Narkotika

Rabu, 29 Oktober 2025 - 14:33 WIB

Brimob Polda Jabar Gerak Cepat Tangani Dampak Banjir Bandang di Sukabumi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 18:23 WIB

Kecelakaan Tunggal Akibat Jalan Berlubang Terjadi di Cianjur, Warga Keluhkan Minimnya Perbaikan

Rabu, 22 Oktober 2025 - 12:46 WIB

Ponpes Al-Madinah Cianjur Gelar Silaturahmi Keluarga Besar Eyang Kyai Hasan Maolani

Selasa, 21 Oktober 2025 - 20:08 WIB

Guru Ngaji di Cianjur Kecewa, Aturan Baru Soal Insentif Dinilai Tak Adil

Berita Terbaru

Daerah

Kapolda Jabar Pimpin Syukuran HUT ke-80 Korps Brimob Polri

Sabtu, 15 Nov 2025 - 20:27 WIB